Setelah melakukan penelitian selama dua bulan di Malaysia, dilanjutkan di Indonesia. Di antara tempat yang diteliti adalah Pondok Pesantren Ashidiqiyah dan PBNU (Jakarta). Mereka datang ke PBNU pada Kamis sore (11/7).
Di PBNU, delapan mahasiswa yang dipimpin Profesor Peek Heng tersebut diterima Sekretaris Jenderal PBNU H Marsudi Syuhud. Dalam pertemuan itu mereka bertanya soal NU,tentang hubungan agama dan negara, toleransi, dan bagaimana cara hidup dalam keragaman.
Marsudi Syuhud menjelaskan bahwa NU sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka. Organisasi ini didirikan para pemuka agama yang berbasis di pesantren. Pada perkembangannya NU mendirikan badan otonom, lajnah, dan lembaga-lembaga.
Marsudi juga menjelaskan bahwa di Indonesia ada “Bhineka Tunggal Ika” sebagai semboyan hidup bersama dalam kerukunan.
Di akhir kunjungan kedua belah pihak mengajak untuk mengadakan pertukaran pelajar. PBNU kemudian mempertemukan 8 mahasiswa tersebut dengan Pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar